Menjahit merupakan sebuah kerajinan tangan yang menggunakan jarum dan benang untuk mengikat sesuatu atau menyambungkan sesuatu. Sejarah menjahit sudah berasal dari ribuan tahun sebelum masehi. Menjahit mempunyai teknik dasar menjahit tersendiri, berbeda dengan menganyam dan menyulam. Pada umumnya semua masih menggunakan teknik dasar menjahit secara tradisional, hingga mesin jahit keluar pada tahun 1790, ditemukan oleh Thomas Saint.
Jaman sekarang, umumnya penjahit lebih sering menggunakan mesin jahit. Mesin tersebut terbagi atas dua yaitu tradisional dan elektrik. Meskipun begitu, teknik dasar menjahit tetap dipelajari karena membeli mesin membutuhkan modal yang lebih besar. Alasan lainnya adalah menggunakan teknik dasar menjahit akan memberikan hasil yang jauh lebih baik dan variasi dibandingkan mesin. Berikut macam macam teknik menjahit serta teknik dasar menjahit:
1. Tusuk Jelujur
Teknik dasar menjahit tusuk jelujur merupakan teknik yang polanya bergerak dari kanak ke kiri. Teknik tusukan ini berguna untuk membuat jahita menjadi lebih rapi bahkan sempurna. Pola tusuk jelujur mempunyai 3 fungsi, yaitu menjahit sisi kain, menutup sisi ujung dari suatu bentuk, dan membuat kain mempunayi efek kerutan.
2. Tusuk Tikam Jejak / Balik
Teknik dasar menjahit selanjutnya adalah teknik tusuk tikam jejak atau nama lainnya tusuk tikam balik. Tusuk tikam jejak ini mempunyai alur yang sama seperti mesin jahit. Cara membuat pola tusuk tikam jejak adalah melakukan jahitan secara dua kali dari tusukan bagian atas. Fungsi tikam jejak adalah membuat dekorasi hiasan garis yang berbentuk lurus, melingkar, atau bentuk lainnya sesuai desain diinginkan. Contoh dari hasilnya adalah motif pada sarung yang berbentuk kotak – kotak, membuat garis yang beraksen, tulisan, dan lainnya. Fungsi lainnya adalah untuk menyambungkan kain dengan kain lainnya dan penyambung risleting dengan bahan kain.
3. Tusuk Flanel
Teknik dasar menjahit tusuk flanel umumnya digunakan sebagai metode menjahit pinggiran dari busana yang diobras. Pada dasarnya tusuk flanel digunakan pada kain yang mempunyai nilai jual yang mahal. Teknik tusuk flanel mempunyai 3 kegunaan yaitu sebagai hiasan, tusukan dasar, dan sulaman banyangan dengan jarak rapat yang dapat mengikuti motif.
4. Tusuk Feston
Feston mempunyai fungsi untuk menyelesaikan tiras pada jahitan. Contohnya adalah tiras lingkar pada lengan di pakaian bayi. Selain itu pola tusuk Feston juga berfungsi sebagai dekorasi. Khususnya bila kombinasi warna benang dasar dan hias mempunyai keselarasan yang baik. Bentuk hiasan yang dapat dibuat dengan pola feston adalah bentuk seperti bunga.
5. Tusuk Balut
Pola tusuk balut berguna untuk menjahit tiras yang sudah rusak pada klim rol. Fungsi lainnya adalah sebagai teknik penyelesaian pada pinggiran jahitan. Cara menjahit dengan teknik dasar tusuk balut adalah dengan arah kiri ke kanan dan sebaliknya dengan sedikit miring.
6. Tusuk Batang / Tangkai
Berguna secara khusus sebagai hiasan pada suatu bahan. Hasil yang bisa didapatkan dari tusuk batang adalah sesuai dengan hasilnya yaitu bentuk batang. Tidak menutup kemungkinan untuk membuat kreasi yang lain juga dengan tusuk batang, tapi pada umumnya dibuat untuk membuat batang.
Cara menerapkan pola tusuk batang adalah dengan menjahit mundur 1/2 cm serta mengaitkan 5-6 benang pada bahan. Setelah itu jarum ditarik keluar dan menghasilkan tusuk tangkai. Pola tersebut dilakukan secara berulang hingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Bila ingin membuat ukuran lebih besar maka jarak tusukkan dibuat lebih rapat dan mengaitkan kain lebih besar.